Judul: Lukisan Hujan
Penulis: Sitta Karina
Penerbit: Literati
Terbit: February 2015
ISBN: 978-602-8740-42-5
Jumlah Halaman: 546
Sinopsis:
Amor es mentira. Cinta itu bohong.
Berantakan sudah hidup Diaz
Hanafiah – cowok dingin berdarah Indonesia –Meksiko. Setelah selama ini merasa
tidak nyaman berada di antara para sepupu yang kaya raya, glamour, dan bagian
dari socialite Jakarta, ternyata
pacarnya yang cantik, Anggia, juga mengkhianatinya.
Lalu datang Sisy. Mungil, memikat, dan masih duduk di bangku SMA.
Seperti siraman air dingin yang menyejukan sekaligus mengejutkan, Diaz terpesona dengan kepolosan- dan ketulusan- teman barunya, dan pada saat bersamaan menyadari: mungkin ia tidak setulus itu. Mungkin dirinya memiliki agenda lain.
Bersama Sisy, ia mungkin jadi mampu bersikap lebih hangat kepada wanita. Kekurangan yang selama ini melekat pada dirinya- dan selalu Anggia keluhkan.
REVIEW:
Lukisan hujan sendiri terbit pertama kali itu pada
tahun 2004. Dan pada tahun 2015 ini Sitta Karina menciptakan kembali Lukisan
hujan dengan beberapa tambahan. Kalo ada yang pernah baca buku ini sebelumnya,
udah tahu dong pasti ceritanya.
Ya, Diaz Hanafiah salah satu yang berasal dari keluarga
socialite, hedon, dan ternama di Jakarta. Bermain ‘abang-adik’ dengan tetangga
kecilnya, Sisy si anak SMU yang baru saja pindah kekompleks perumahannya dan
menempati rumah tepat disebelah rumahnya.
Diaz yang dingin, kalem, terkesan kaku, berbeda bila
bersama Sisy. Dengan aura ceria dan hangat, Sisy mampu membuat Diaz menjadi
terasa lebih hangat dan ‘hidup’ daripada sebelumnya. kelembutan Sisy mampu
mencairkan hati dingin Diaz, sikap dingin dan kakunya Diaz terhadap perempuan.
Serta sikap bertanggung jawabnya Diaz mampu membuat Sisy merasa selalu
terlindungi.
Hubungan mereka enggak selalu akur, malah terlihat
berantem terus. Tetapi pertengkaran itulah yang membuat hidup mereka serasa
berwarna-warni dan menjadikan buku ini lebih menyenangkan.
Masalah demi masalah muncul, ada Igo sang sahabat Diaz
Sendiri yang ternyata juga suka sama Sisy.
Lalu ada Anggia, sang mantan pacar Diaz itu datang
kembali kehidup Diaz. Lalu ada Mirelle Stockton, cewek yang dicomblangin sama
Diaz. Dan yang paling terpenting adalah Diaz yang yang ternyata baru sadar kalo
dia sayang sama Sisy.
Diaz, lo kemana aja baru sadar sayang Sisy? Please
deh. Bahaya banget emang deh hubungan ‘kakak-adek zone’ itu.
Kalo orang nanya ke saya berapa rating buku ini, saya
akan jawab 10 dari 10. Kenapa? Karena saya suka banget sama buku ini. Buku ini
sukses buat saya masuk kedalam dunia khayal seorang Diaz Hanafiah yang menurut
cewek-cewek itu ‘Perfect’.
Saya ngebet banget pengen punya cowok macem Diaz
Hanafiah ini. Sumpah, sering banget saya berharap ketemu macam dia. Siapa sih
yang enggak mau sama Diaz Hanafiah? Cowok ganteng, jago beladiri, bisa bahasa
Spanyol, pintar pula!
Cerita yang dibuat sangat manis, dan romantis menurut saya.
Selain itu, banyak juga selipan-selipan ungkapan dalam bahasa Spanyol yang
makin buat buku ini semakin romantis. Bahkan saya sendiri pun mengakui kalo saya
sering mengkhayalkan Diaz Hanafiah versi saya sendiri. Selain itu Sitta Karina
juga menambahkan adegan-adegan lucu dengan kalimat interaksi yang lucu juga,
membuat para pembaca, salah satunya saya itu bisa ketawa ngakak.
Sitta Karina sukses menciptakan karakter-karakter yang
mampu membuat para pembaca dengan menciptakan dunia khayal mereka dengan versi
mereka sendiri-sendiri. Karakter yang dibentuk disini terasa kuat dan sangat
nyata, sehingga pembaca merasa karakter tersebut ‘hidup’.
Sayang, endingnya gantung. Buat penasaran apa yang
akan terjadi dibuku selanjutnya. “Putri Hujan Dan Ksatria Malam.” Sebenarnya saya
udah baca juga lanjutannya, tapi masih terbitan lama. Saya sangat menunggu
versi baru dari “Putri Hujan dan Ksatria Malam” tersebut. Semoga cepat ya, udah
penasaran banget!
Dan kini Sisy paham, perasaan seperti itu bukan cinta namanya. Cinta tidak posesif. Yang seperti itu namanya ego.
0 Comments